- Interaksi sel dengan hidrokarbon yang terlarut dalam fase air. Pada kasus ini, umumnya rata-rata kelarutan hidrokarbon oleh proses fisika sangat rendah sehingga tidak dapat mendukung.
- Kontak langsung (perlekatan) sel dengan permukaan tetesan hidrokarbon yang lebih besar daripada sel mikroba. Pada kasus yang kedua ini, perlekatan dapat terjadi karena sel bakteri bersifat hidrofobik. Sel mikroba melekat pada permukaan tetesan hidrokarbon yang lebih besar daripada sel dan pengambilan substrat dilakukan dengan difusi atau transpor aktif. Perlekatan ini terjadi karena adanya biosurfaktan pada membrane sel bakteri Pseudomonas.
- Interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang telah teremulsi atau tersolubilisasi oleh bakteri. Pada kasus ini sel mikroba berinteraksi dengan partikel hidrokarbon yang lebih kecil daripada sel. Hidrokarbon dapat teremulsi dan tersolubilisasi dengan adanya biosurfaktan yang dilepaskan oleh bakteri pseudomonas ke dalam medium.
Mekanisme degradasi hidrokarbon di dalam sel bakteri Pseudomonas
- Hidrokarbon Alifatik
Pseudomonas sp. menggunakan
hidrokarbon tersebut untuk pertumbuhannya. Penggunaan hidrokarbon
alifatik jenuh merupakan proses aerobik (menggunakan oksigen). Tanpa
adanya O2, hidrokarbon ini tidak didegradasi. Langkah pendegradasian
hidrokarbon alifatik jenuh oleh Pseudomonas sp. meliputi
oksidasi molekuler (O2) sebagai sumber reaktan dan penggabungan satu
atom oksigen ke dalam hidrokarbon teroksidasi. Reaksi lengkap dalam
proses ini terlihat pada gambar 1.
Gambar 1. Reaksi degradasi hidrokarbon alifatik
- Hidrokarbon Aromatik
Banyak senyawa ini digunakan sebagai
donor elektron secara aerobik oleh bakteri Pseudomonas. Degradasi
senyawa hidrokarbon aromatik disandikan dalam plasmid atau kromosom oleh
gen xy/E. Gen ini berperan dalam produksi enzim katekol
2,3-dioksigenase. Metabolisme senyawa ini oleh bakteri diawali dengan
pembentukan Protocatechuate atau catechol atau senyawa yang secara
struktur berhubungan dengan senyawa ini. Kedua senyawa ini selanjutnya
didegradasi oleh enzim katekol 2,3-dioksigenase menjadi senyawa yang
dapat masuk ke dalam siklus Krebs (siklus asam sitrat), yaitu suksinat,
asetil KoA, dan piruvat. Gambar 2 menunjukkan reaksi perubahan senyawa
benzena menjadi katekol.
Gambar 2. Reaksi degradasi Hidrokarbon aromatic
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/30/pemanfaatan-bakteri-pseudomonas-untuk-bioremediasi-akibat-pencemaran-minyak-bumi/
MASALAH;
terdapat di manakah baketri ini?
bagai manakah meletakkan bakteri tersebut dalam polutan,apakah bakteri tersebut ada di mana-mana?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar