Selasa, 27 November 2012

terpenoid


Telah dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa terpenoid antibakteri dari herba meniran (Pyllanthus niruriLinn) dengan metode Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa. Ekstraksi senyawa dilakukan dengan dua cara yaitu maserasi dengan pelarut metanol dan sokletasi dengan pelarut nheksanaa.Hasil uji fitokimia menggunakan pereaksi Lieberman-Burchard pada ekstrak n–heksanaa hasil maserasi dan ekstrak n–heksanaa hasil sokletasi menunjukkan bahwa kedua ekstrak tersebut positif mengandung senyawaterpenoid. Hasil uji aktivitas ekstrak n–heksanaa terhadap bakteri Escherichia coli ATCC® 25292 dan Staphylococcus aureus ATCC® 25293 menunjukkan fraksi n–heksanaa hasil sokletasi memberikan daya hambat yang lebih baik. Daya hambat fraksi n–heksanaa hasil maserasi adalah 1 mm terhadap bakteri Escherichia coli dan 0,5 mm terhadap bakteri Staphylococcus aureus, sedangkan daya hambat fraksi n–heksanaa hasil sokletasi yaitu 10 mm terhadap bakteri Escherichia coli dan 12 mm terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak n–heksanaa hasil sokletasi dimurnikan dengan menggunakan kromatografi kolom dan diidentifikasi dengan Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa. Data Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa,menunjukkan kemungkinan ekstrak n–heksanaa hasil sokletasi mengandung dua buah senyawa yaitu phytadiene [M+] 278 dan senyawa 1,2-seco-cladiellan m/z 335 [M+- H].

https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:9OfbIhynBssJ:ejournal.unud.ac.id/abstrak/j-kim-vol2-no1-gunawan.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjMGS23O-Sry2YFEIm4PdW50FRvoi-GqPfW5_W383iUGau7mSMgVOQgM6l20USwA4kiI_2BlrBj2-0l9x41Z_4u-K5SovCZB3jjiBSczd6wIuOteVc_M2-ud46kTYVx1j33aYNA&sig=AHIEtbQW2GDT4w9mTTBGZIeEPPskKkrT_A

5 komentar:

  1. MENGAPA fraksi n–heksanaa hasil sokletasi memberikan daya hambat yang lebih baik dari pada proses maserasi ?

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Senyawa yang ada pada Fraksi n-heksan hasil sokletasi merupakan senyawa terpenoid yang aktif antibakteri. Oleh karena itu pada fraksi n-heksan hasil sokletasi memberikan daya hambat yang lebih baik.

    http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/j-kim-vol2-no1-gunawan.pdf

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Menurut saya :
    dari artikel yang saya baca ini, disini dijelaskan bahwa :Telah dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa terpenoid antibakteri dari herba meniran (Pyllanthus niruri
    Linn) dengan metode Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa. Ekstraksi senyawa dilakukan dengan dua cara yaitu maserasi dengan pelarut metanol dan sokletasi dengan pelarut n–heksanaa.
    Hasil uji fitokimia menggunakan pereaksi Lieberman-Burchard pada ekstrak n–heksanaa hasil maserasi dan ekstrak n–heksanaa hasil sokletasi menunjukkan bahwa kedua ekstrak tersebut positif mengandung senyawa terpenoid. Hasil uji aktivitas ekstrak n–heksanaa terhadap bakteri Escherichia coli ATCC® 25292 dan Staphylococcus aureus ATCC® 25293 menunjukkan fraksi n–heksanaa hasil sokletasi memberikan daya hambat yang lebih baik. Daya hambat fraksi n–heksanaa hasil maserasi adalah 1 mm terhadap bakteri Escherichia coli dan 0,5 mm terhadap bakteri Staphylococcus aureus, sedangkan daya hambat fraksi n–heksanaa hasil sokletasi yaitu 10 mm terhadap bakteri Escherichia coli dan 12 mm terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak n–heksanaa hasil sokletasi dimurnikan dengan menggunakan kromatografi kolom dan diidentifikasi dengan Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa. Data Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa, menunjukkan kemungkinan ekstrak n–heksanaa hasil sokletasi mengandung dua buah senyawa yaitu phytadiene [M+] 278 dan senyawa 1,2-seco-cladiellan m/z 335 [M+- H].
    disinidijelaskan bahwa cara pemurniannya n-heksana hasil sokletasi dipisahkan menggunakan kromatografi kolom-spktorskopi massa dan menghasilkan dua buah senyawa mungkin dari kedua senyawa ini ada yang aktif antibakteri.

    terima kasih

    BalasHapus