Berdasarkan penelitian, kebiasaan minum teh ternyata dapat mencegah nafas bau dan gigi kropos. Kandungan bahan kimia dalam teh dapat membunuh bakteri dan virus yang dapat menyebabkan infeksi tenggorokan,gigi kropos dan gangguan gigi serta rongga mulut lainnya. Hasil isolasi senywa kimia dari daun teh yang dikenal sebagai keluarga polifenol terutama katekin dan teaflavin dapat membunuh bakteri penyebab gangguan mulut .
Komponen utama dari teh hijau adalah polisakarida, flavonoid, Vitamin B,C dan E serta komponen katekin. Komponen katekin banyak berferan sebagai anti kanker. Komponen katekin utama yang ditemukan dalam teh hijau adalah : epigallocatechin (EGC), epikatekin (EC), epigallocatechingallate (EGCG) dan epicatechin gallate ( ECG)(1) .
- Teh Hijau ( Camellia sinensis L.)
Gambar 1. Struktur senyawa polifenol dari daun teh
Zat Aktif : Tidak seperti pada teh hitam, produksi dari teh
hijau tidak membutuhkan oksidasi dari daun teh yang muda. Teh Hijau
diproduksi dari perebusan daun teh segar pada temperatur tinggi,
sehingga menyebabkan enzim pengoksidasinya tidak aktif sehingga
kandungan polifenol nya akan tetap ada. Polifenol yang biasanya
ditemukan pada tanaman banyak diketahui sebagai flavanols atau katekin.
Komponen katekin utama yang ditemukan dalam teh hijau adalah :
epigallocatechin (EGC), epicatechin (EC), epigallocatechingallate (EGCG)
dan epicatechin gallate ( ECG). Polifenol dari teh hijau menunjukkan
efek antioksidan, antikarsinolgenik, antiinflamasi, thermogenic,
probiotic serta antikmikroba pada beberapa hewan dan studi in vitro (2).Mekanisme Aksi :
Efek antikarsinogenik dari polifenol teh hijau utamanya dari EGCG. EGCG dapat menghambat inisiasi dan promosi tumor, unduksi apoptosis serta menghambat kecepatan replikasi sel yang berpengaruh pada pertembuhan dan perkembangan neoplasma. Potensial antioksidan teh hijau secara langsung berhubungan dengan kombinasi cincin aromatis dan grup hidroksil yang membentuk strukturnya yang menyebabkan pengikatan dan netralisasi terhadap radikal bebas oleh grup hidroksilnya.
Polifenol dari teh hijau menghambat produksi dari metabolit asam arakidonat seperti prostaglandin dan leukotrien, sehinggaakan menurunkan respon inflamasi. Studi pada manusia dan binatang menunjukkan kemampuan EGCG untuk memblok respon inflamasi terhadap radiasi UV A dan B serta kemampuan untuk menghambat migrasi neutrofil yang umumnya terjadi pada proses inflamasi.
Meskipun mekansime yang pasti tidak diketahui, katekin dari teh hijau menunjukkan peningkatan Lactobacilli dan Bifidobacteria pada saat menurunkan aktivitas dari beberapa patogen secara signifikan. Studi juga menunjukkan efek antibakteri dari teh hijau terhadap berbagai macam bakteri gram positif dan negatif.
- Sifat dan Khasiat
- Kandungan kimia
Dari hasil penelitian, flavonoid yang merupakan antioksidan polifenol pada the mampu memperkuat dinding sel darah merah dan mengatur permeabilitasnya, mengurangi kecenderungan thrombosis, dan menghambat oksidasi LDL sehingga mengurangi terjadinya proses atherosclerosis di pembuluh darah yang selanjutnya akan mengurangi resiko kematian akibat penyakit jantung koroner (2).
Uraian Senyawa Epicatechin dari daun Teh ( Camelia Sinensis )
- Stuktur Senyawa :
- Katekin (Polifenol)
Katekin merupakan kelompok utama dari substansi teh hijau yang paling berpengaruh terhadap seluruh komponen teh. Dalam pengolahannya, senyawa tidak berwarna ini, baik langsung maupun tidak langsung selalu dihubungkan dengan semua sifat produk teh, yaitu rasa, warna, dan aroma (6).
Katekin merupakan kelompok terbesar dari komponen daun teh, terutama kelompok katekin flavonoid. Katekin tersitesis dalam daun teh melalui jalur melanic dan asam sikimat. Sedangkan asam galik diturunkan dari suatu produk antara yang diproduksi dalam jalur metabolik asam sikimat (6) .
Gambar 3. Jalur biosintesis katekin dari daun teh
Katekin tanaman teh dibagi menjadi 2 kelompok utama, yaitu proanthocyanidin dan poliester. Katekin teh hijau tersusun sebagian besar atau senyawa – senyawa katekin, epikatekin, galokatekin, epigalokatekin, epikatekin galat, galokatekin galat, dan epigalokatein galat. Konsentrasi katekin sangat tergantung pada umur daun. Pucuk dan daun pertama paling kaya katekin galat. Kadar katekin bervariasi tergantung pada varietas tanaman tehnya.
sumber : http://hadyherbs.wordpress.com/2011/12/26/katekin-dari-daun-teh/
Bagaimanakah flavonoid mampu memperkuat dinding sel darah merah dan mengatur permeabilitasnya, mengurangi kecenderungan thrombosis, dan menghambat oksidasi LDL sehingga mengurangi terjadinya proses atherosclerosis di pembuluh darah yang selanjutnya akan mengurangi resiko kematian akibat penyakit jantung koroner?
BalasHapusKolesterol LDL yang berlebihan dapat mengendap pada dinding pembuluh darah yang akan mengakibatkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah, atau disebut dengan aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).
BalasHapusBila penyempitan dan pengerasan ini cukup berat, maka suplai darah ke otot jantung tidak cukup jumlahnya, dan timbullah rasa sakit atau nyeri dada yang disebut sebagai angina dan bila berlanjut akan menyebabkan kematian jaringan otot jantung yang disebut Infark miokard.
Jika ini menyebar luas, maka akan menyebabkan kondisi yang disebut gagal jantung (heart failure).
Jika sumbatan ini menyerang pembuluh darah otak, maka akan terjadi stroke. Di sinilah kolesterol (khususnya LDL) berperan negatif terhadap kesehatan dan harus selalu dikontrol.
Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) Jenis kolesterol ini berbahaya sehingga sering disebut juga sebagai kolesterol jahat. Kolesterol LDL mengangkut kolesterol paling banyak di dalam darah. Tingginya kadar LDL menyebabkan pengendapan kolesterol dalam arteri. Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner sekaligus target utama dalam pengobatan.
sehingga flavonoid yang terkandung didalam teh menancarkan peredaran darah sehingga pembuluh darah tidak akan tersumbat dan tidak akan beresiko jantung koroner
http://www.pedulikolesterol.com/seputarkolesterol/
Dari artikel yang saya baca,
BalasHapusBerbagai kandungan dalam teh,
seperti theaflavin dan katekin, telah
diteliti mengandung anti-oksidan dan
anti-inflamasi yang potensial dalam
mencegah PJK (Penyakit jantung koroner).
Mekanisme Teh Hitam dalam
Mencegah Penyakit Jantung Koroner
Akibat Aterosklerosis
Melalui studi meta-analisis
menggunakan 10 studi kohort dan studi
case-control, Peter dan kawan-kawan
menyimpulkan bahwa rasio insidens
miokard infark menurun 11% dengan
konsumsi teh 3 gelas sehari (Peter dkk,
2001: 495-503). Kandungan flavonoids
dalam teh telah dibuktikan memiliki
efek antioksidan yang berperan penting
dalam pencegahan penyakit kronik
(Gardner dkk, 2007: 3-18; Peter dkk,
2001: 495-503).
Menurunkan Kadar Kolesterol Total
dan LDL
Melalui studi randomized
clinical trial, Davies dan kawankawan
menemukan penurunan kadar kolesterol total dan LDL pada pasien
hiperkolesterimik yang mengonsumsi
5 gelas teh hitam setiap hari. Pada
penelitian ini ditemukan adanya
penurunan kolesterol total sebesar 6,5%,
kolesterol LDL 11,1%, apolipoprotein B
5%, dan lipoprotein (a) 16,4% (Davies
dkk, 2003: 3298S-32302S).
Hasil penelitian ini juga didukung
oleh data dari Maron DJ dan kawankawan
yang membandingkan profil
lipid pada subjek yang mengkonsumsi
theaflavin (dalam 375 mL teh) dengan
plasebo selama 12 minggu. Subjek yang
mengkonsumsi theaflavin mengalami
penurunan rata-rata kolesterol total
11,3%, LDL 16,4%, HDL 2,3%, dan
trigliserida 2,6%; sedangkan subjek
dengan plasebo tidak mengalami
penurunan yang signifikan (Maron dkk,
2003: 1448-1453).
Penurunan profil lipid ini
disebabkan karena theaflavin dapat
menganggu proses formasi misel yang
dihasilkan oleh asam oleat kompleks,
asam empedu, liso-fosfotidilkolin, dan
kolesterol. Oleh karena formasi misel
terhambat, maka absorpsi kolesterol di
usus pun akan terhambat. Penurunan
absorpsi kolesterol ini akan menurunkan
kadar LDL darah, yang berperan dalam
patofisiologi aterosklerosis, karena
kolesterol merupakan komponen utama
dari LDL (Vermeer dkk, 2008: 12031-
12036).
Selain itu, suplementasi flavonoid
telah dibuktikan dapat menghambat
perubahan LDL menjadi LDL teroksidasi.
Dalam penelitian Ishikawa dan kawankawan,
subyek yang meminum 750 mL
teh hitam selama 4 minggu memiliki
masa statis LDL sebelum teroksidasi
yang secara signifikan lebih lama dibandingkan subjek kontrol. Dalam
hal ini, efek penghambatan theaflavin
lebih besar dibandingkan katekin. Pada
penelitian yang sama, flavonoid pada teh
hitam juga terbukti dapat menghambat
terbentuknya sel busa (foam cells), yaitu
makrofag yang memakan LDL teroksidasi
(Ishikawa dkk, 1997: 261-266).
Menghambat Aktivasi Trombosit dan
Inflamasi
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Steptoe dan kawankawan,
konsumsi teh hitam secara
kronis dapat menurunkan aktivasi
trombosit, baik agregasi trombosit,
monosit, neutrofil, maupun total leukosit,
dan C-reactive protein (CRP) plasma
pada pria sehat (Steptoe dkk, 2007:
277-282). Hal ini disebabkan karena
kandungan theaflavin dan galloyl-esters
pada teh hitam merupakan penghambat
potensial untuk sintesis 1-alkyl-2-acetylsn-
glycerol-3-phosphocholine (Plateletactivatin
factor/PAF), mediator agregasi
platelet dan inflamasi yang potensial
(Sutagami dkk, 2004: 17-28). Oleh
sebab itu, teh hitam memiliki potensi
untuk mencegah terjadinya trombosis
akibat agregasi platelet.
Selain berperan sebagai antiinflamasi,
flavonoids, terutama theaflavin,
juga dapat mempengaruhi ekspresi gen
yang terkait peningkatan fungsi otot
polos. Dengan demikian, migrasi otot
polos ke intima pembuluh darah dalam
proses aterosklerosis dapat ditekan
sehingga mengurangi deposit matriks
ekstraseluler (Gardner dkk, 2007: 3-18)
Kafein dalam teh mempercepat pernapasan serta merangsang susunan saraf pusat dan aktivitas jantung. Teholifin mempunyai efek diuretik kuat, menstimulir kerja jantung, dan melebarkan pembuluh darah koroner
BalasHapusDiantara beberapa senyawa kimia yang paling besar peranannya dalam pembentukan cita rasa dan berbagai khasiat istimewa teh adalah katekin. Senyawa katekin ini termasuk dalam golongan polifenol. Katekin dalam teh merupakan komponen utama non-serat yang mendominasi 16-30% berat kering teh. Semakin tinggi katekin dalam produk teh yang dikonsumsi, semakin maksimal cita rasa, penampilan, sifat, dan khasiatnya.
Multipotensi katekin itu membuka peluang teh untuk digunakan secara lebih luas, bukan sekadar minuman pemberi rasa nikmat. Sudah lama kegunaan teh berkembang untuk kesehatan dan pengobatan. Ilmu kedokteran modern bahkan mulai mengakui kegunaan teh dengan katekinnya untuk melawan penyakit-penyakit modern, seperti gangguan pembuluh darah, kelebihan kolesterol, tumor dan kanker.
http://blog-nyasiputihabu-abu.blogspot.com/2012/04/teh.html