Rabu, 10 Oktober 2012

Katekin dari Daun Teh (flavonoid)

Teh merupakan tumbuhan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia karena selain dapat dibuat minuman,juga dapat digunakan sebagai pengobatan. Minuman teh yang disajikan umumnya dibuat dari daun muda atau pucuk daun teh (Camellia sinensis L.,) yang sudah dikeringkan dan diseduh dengan air hangat atau mendidih.
Berdasarkan penelitian, kebiasaan minum teh ternyata dapat mencegah nafas bau dan gigi kropos. Kandungan bahan kimia dalam teh dapat membunuh bakteri dan virus yang dapat menyebabkan infeksi tenggorokan,gigi kropos dan gangguan gigi serta rongga mulut lainnya. Hasil isolasi senywa kimia dari daun teh yang dikenal  sebagai keluarga polifenol terutama katekin dan teaflavin dapat membunuh bakteri penyebab gangguan mulut  .
Komponen utama dari teh hijau adalah polisakarida, flavonoid, Vitamin B,C dan E serta komponen katekin. Komponen katekin  banyak berferan sebagai anti kanker. Komponen katekin utama yang ditemukan dalam teh hijau adalah : epigallocatechin (EGC), epikatekin (EC), epigallocatechingallate (EGCG) dan epicatechin gallate ( ECG)(1) .
  • Teh Hijau ( Camellia sinensis L.)
Deskripsi : Teh merupakan minuman yang banyak dikonsumsi kedua di dunia setelah air, khasiat untuk kesehatannya pun sudah banyak ditemukan.Tanaman teh, Camellia sinensis merupakan famili dari theaceae.  Dan Teh hitam , serta teh hijau dihasilkan dari daunnya. Ciri dari tanaman ini adalah semak atau pohon berwarna hijau dan tanaman ini memiliki tinggi sampai 30 kaki namun biasanya dipangkas 2-5 kaki untuk pengolahan. Daunnya berwarna hijau gelap berbentuk oval dengan pinggiran bergerigi , bunganya berwarna putih beraroma ,tumbuh secara bergerombol atau single(2) .
 

Gambar 1. Struktur senyawa polifenol dari daun teh
Zat Aktif : Tidak seperti pada teh hitam, produksi dari teh hijau tidak membutuhkan oksidasi dari daun teh yang muda. Teh Hijau diproduksi dari perebusan daun teh segar pada temperatur tinggi, sehingga menyebabkan enzim pengoksidasinya tidak aktif sehingga kandungan polifenol nya akan tetap ada. Polifenol yang biasanya ditemukan pada tanaman banyak diketahui sebagai flavanols atau katekin. Komponen katekin utama yang ditemukan dalam teh hijau adalah : epigallocatechin (EGC), epicatechin (EC), epigallocatechingallate (EGCG) dan epicatechin gallate ( ECG). Polifenol dari teh hijau menunjukkan efek antioksidan, antikarsinolgenik, antiinflamasi, thermogenic, probiotic serta antikmikroba pada beberapa hewan dan studi in vitro (2).
Mekanisme Aksi :
Efek antikarsinogenik dari polifenol teh hijau utamanya dari EGCG. EGCG dapat menghambat inisiasi dan promosi tumor, unduksi apoptosis serta menghambat kecepatan replikasi sel yang berpengaruh pada pertembuhan dan perkembangan neoplasma. Potensial antioksidan teh hijau secara langsung berhubungan dengan kombinasi cincin aromatis dan grup hidroksil yang membentuk strukturnya yang menyebabkan pengikatan dan netralisasi terhadap radikal bebas oleh grup hidroksilnya.
Polifenol dari teh hijau menghambat produksi dari metabolit asam arakidonat seperti prostaglandin dan leukotrien, sehinggaakan menurunkan respon inflamasi. Studi pada manusia dan binatang menunjukkan kemampuan EGCG untuk memblok respon inflamasi terhadap radiasi UV A dan B serta kemampuan untuk menghambat migrasi neutrofil yang umumnya terjadi pada proses inflamasi.
Meskipun mekansime yang pasti tidak diketahui, katekin dari teh hijau menunjukkan  peningkatan Lactobacilli dan Bifidobacteria pada saat menurunkan aktivitas dari beberapa patogen secara signifikan. Studi juga menunjukkan efek antibakteri dari teh hijau terhadap  berbagai macam bakteri gram positif dan negatif.
  1. Sifat dan Khasiat
Daun berbau aromatic dan sedikit pahit. Berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretic), stimulansia jantung (cardiotonik), menstimulir susunan saraf pusat, penyegar badan, berkhasiat sebagai adstringen pada saluran pencernaan (1).

  1. Kandungan kimia
Daun teh mengandung kafein ( 2-3 % ), theobromin, theofilin, tannin, xanthin, adenine, minyak atsiri, kuersetin, naringenin, dan natural fluoride. Tanin mengandung epichatechin. Setiap 100 gram daun the mempunyai kalori 17 kj dan mengandung 75-80 % air, polifenol 25 %, protein 20 %, karbohidrat 4 %, kafein 2,5 – 4,5 %, serat 27 % dan pectin 6 %. Biji mengandung saponin yang beracun dan mengandung minyak. Kafein mempercepat pernafasan, perangsang kuat pada susunan saraf pusat dan aktifitas jantung. Theofilin mempunyai efek diuretic kuat, menstimulir kerja jantung dan melebarkan pembuluh darah koroner. Theobromin terutama mempengaruhi otot.
Dari hasil penelitian, flavonoid yang merupakan antioksidan polifenol pada the mampu memperkuat dinding sel darah merah dan mengatur permeabilitasnya, mengurangi kecenderungan thrombosis, dan menghambat oksidasi LDL sehingga mengurangi terjadinya proses atherosclerosis di pembuluh darah yang selanjutnya akan mengurangi resiko kematian akibat penyakit jantung koroner (2).

Uraian Senyawa Epicatechin dari daun Teh ( Camelia Sinensis )
  1. Stuktur Senyawa   :

  • Katekin (Polifenol)
Polifenol teh atau sering disebut dengan katekin merupakan zat yang unik karena berbeda dengan katekin yang terdapat pada tanaman lain. Katekin dalam teh tidak bersifat menyamak dan tidak berpengaruh buruk terhadap pencernaan makanan. Katekin teh bersifat antimikroba (Bakteri dan Virus), antioksidan, antiradiasi, memperkuat pembuluh darah, melancarkan sekresi air seni dan menghambat pertumbuhan sel kanker (6) .
Katekin merupakan kelompok utama dari substansi teh hijau yang paling berpengaruh terhadap seluruh komponen teh. Dalam pengolahannya, senyawa tidak berwarna ini, baik langsung maupun tidak langsung selalu dihubungkan dengan semua sifat produk teh, yaitu rasa, warna, dan aroma (6).
Katekin merupakan kelompok terbesar dari komponen daun teh, terutama kelompok katekin flavonoid. Katekin tersitesis dalam daun teh melalui jalur melanic dan asam sikimat. Sedangkan asam galik diturunkan dari suatu produk antara yang diproduksi dalam jalur metabolik asam sikimat (6) .
Gambar 3. Jalur biosintesis katekin dari daun teh

Katekin tanaman teh dibagi menjadi 2 kelompok utama, yaitu proanthocyanidin dan poliester. Katekin teh hijau tersusun sebagian besar atau senyawa – senyawa katekin, epikatekin, galokatekin, epigalokatekin, epikatekin galat, galokatekin galat, dan epigalokatein galat. Konsentrasi katekin sangat tergantung pada umur daun.  Pucuk dan daun pertama paling kaya katekin galat. Kadar katekin bervariasi tergantung pada varietas tanaman tehnya.

sumber : http://hadyherbs.wordpress.com/2011/12/26/katekin-dari-daun-teh/

4 komentar:

  1. Bagaimanakah flavonoid mampu memperkuat dinding sel darah merah dan mengatur permeabilitasnya, mengurangi kecenderungan thrombosis, dan menghambat oksidasi LDL sehingga mengurangi terjadinya proses atherosclerosis di pembuluh darah yang selanjutnya akan mengurangi resiko kematian akibat penyakit jantung koroner?

    BalasHapus
  2. Kolesterol LDL yang berlebihan dapat mengendap pada dinding pembuluh darah yang akan mengakibatkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah, atau disebut dengan aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).
    Bila penyempitan dan pengerasan ini cukup berat, maka suplai darah ke otot jantung tidak cukup jumlahnya, dan timbullah rasa sakit atau nyeri dada yang disebut sebagai angina dan bila berlanjut akan menyebabkan kematian jaringan otot jantung yang disebut Infark miokard.
    Jika ini menyebar luas, maka akan menyebabkan kondisi yang disebut gagal jantung (heart failure).
    Jika sumbatan ini menyerang pembuluh darah otak, maka akan terjadi stroke. Di sinilah kolesterol (khususnya LDL) berperan negatif terhadap kesehatan dan harus selalu dikontrol.
    Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) Jenis kolesterol ini berbahaya sehingga sering disebut juga sebagai kolesterol jahat. Kolesterol LDL mengangkut kolesterol paling banyak di dalam darah. Tingginya kadar LDL menyebabkan pengendapan kolesterol dalam arteri. Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner sekaligus target utama dalam pengobatan.

    sehingga flavonoid yang terkandung didalam teh menancarkan peredaran darah sehingga pembuluh darah tidak akan tersumbat dan tidak akan beresiko jantung koroner
    http://www.pedulikolesterol.com/seputarkolesterol/

    BalasHapus
  3. Dari artikel yang saya baca,
    Berbagai kandungan dalam teh,
    seperti theaflavin dan katekin, telah
    diteliti mengandung anti-oksidan dan
    anti-inflamasi yang potensial dalam
    mencegah PJK (Penyakit jantung koroner).
    Mekanisme Teh Hitam dalam
    Mencegah Penyakit Jantung Koroner
    Akibat Aterosklerosis
    Melalui studi meta-analisis
    menggunakan 10 studi kohort dan studi
    case-control, Peter dan kawan-kawan
    menyimpulkan bahwa rasio insidens
    miokard infark menurun 11% dengan
    konsumsi teh 3 gelas sehari (Peter dkk,
    2001: 495-503). Kandungan flavonoids
    dalam teh telah dibuktikan memiliki
    efek antioksidan yang berperan penting
    dalam pencegahan penyakit kronik
    (Gardner dkk, 2007: 3-18; Peter dkk,
    2001: 495-503).
    Menurunkan Kadar Kolesterol Total
    dan LDL
    Melalui studi randomized
    clinical trial, Davies dan kawankawan
    menemukan penurunan kadar kolesterol total dan LDL pada pasien
    hiperkolesterimik yang mengonsumsi
    5 gelas teh hitam setiap hari. Pada
    penelitian ini ditemukan adanya
    penurunan kolesterol total sebesar 6,5%,
    kolesterol LDL 11,1%, apolipoprotein B
    5%, dan lipoprotein (a) 16,4% (Davies
    dkk, 2003: 3298S-32302S).
    Hasil penelitian ini juga didukung
    oleh data dari Maron DJ dan kawankawan
    yang membandingkan profil
    lipid pada subjek yang mengkonsumsi
    theaflavin (dalam 375 mL teh) dengan
    plasebo selama 12 minggu. Subjek yang
    mengkonsumsi theaflavin mengalami
    penurunan rata-rata kolesterol total
    11,3%, LDL 16,4%, HDL 2,3%, dan
    trigliserida 2,6%; sedangkan subjek
    dengan plasebo tidak mengalami
    penurunan yang signifikan (Maron dkk,
    2003: 1448-1453).
    Penurunan profil lipid ini
    disebabkan karena theaflavin dapat
    menganggu proses formasi misel yang
    dihasilkan oleh asam oleat kompleks,
    asam empedu, liso-fosfotidilkolin, dan
    kolesterol. Oleh karena formasi misel
    terhambat, maka absorpsi kolesterol di
    usus pun akan terhambat. Penurunan
    absorpsi kolesterol ini akan menurunkan
    kadar LDL darah, yang berperan dalam
    patofisiologi aterosklerosis, karena
    kolesterol merupakan komponen utama
    dari LDL (Vermeer dkk, 2008: 12031-
    12036).
    Selain itu, suplementasi flavonoid
    telah dibuktikan dapat menghambat
    perubahan LDL menjadi LDL teroksidasi.
    Dalam penelitian Ishikawa dan kawankawan,
    subyek yang meminum 750 mL
    teh hitam selama 4 minggu memiliki
    masa statis LDL sebelum teroksidasi
    yang secara signifikan lebih lama dibandingkan subjek kontrol. Dalam
    hal ini, efek penghambatan theaflavin
    lebih besar dibandingkan katekin. Pada
    penelitian yang sama, flavonoid pada teh
    hitam juga terbukti dapat menghambat
    terbentuknya sel busa (foam cells), yaitu
    makrofag yang memakan LDL teroksidasi
    (Ishikawa dkk, 1997: 261-266).
    Menghambat Aktivasi Trombosit dan
    Inflamasi
    Berdasarkan penelitian yang
    dilakukan oleh Steptoe dan kawankawan,
    konsumsi teh hitam secara
    kronis dapat menurunkan aktivasi
    trombosit, baik agregasi trombosit,
    monosit, neutrofil, maupun total leukosit,
    dan C-reactive protein (CRP) plasma
    pada pria sehat (Steptoe dkk, 2007:
    277-282). Hal ini disebabkan karena
    kandungan theaflavin dan galloyl-esters
    pada teh hitam merupakan penghambat
    potensial untuk sintesis 1-alkyl-2-acetylsn-
    glycerol-3-phosphocholine (Plateletactivatin
    factor/PAF), mediator agregasi
    platelet dan inflamasi yang potensial
    (Sutagami dkk, 2004: 17-28). Oleh
    sebab itu, teh hitam memiliki potensi
    untuk mencegah terjadinya trombosis
    akibat agregasi platelet.
    Selain berperan sebagai antiinflamasi,
    flavonoids, terutama theaflavin,
    juga dapat mempengaruhi ekspresi gen
    yang terkait peningkatan fungsi otot
    polos. Dengan demikian, migrasi otot
    polos ke intima pembuluh darah dalam
    proses aterosklerosis dapat ditekan
    sehingga mengurangi deposit matriks
    ekstraseluler (Gardner dkk, 2007: 3-18)

    BalasHapus
  4. Kafein dalam teh mempercepat pernapasan serta merangsang susunan saraf pusat dan aktivitas jantung. Teholifin mempunyai efek diuretik kuat, menstimulir kerja jantung, dan melebarkan pembuluh darah koroner
    Diantara beberapa senyawa kimia yang paling besar peranannya dalam pembentukan cita rasa dan berbagai khasiat istimewa teh adalah katekin. Senyawa katekin ini termasuk dalam golongan polifenol. Katekin dalam teh merupakan komponen utama non-serat yang mendominasi 16-30% berat kering teh. Semakin tinggi katekin dalam produk teh yang dikonsumsi, semakin maksimal cita rasa, penampilan, sifat, dan khasiatnya.
    Multipotensi katekin itu membuka peluang teh untuk digunakan secara lebih luas, bukan sekadar minuman pemberi rasa nikmat. Sudah lama kegunaan teh berkembang untuk kesehatan dan pengobatan. Ilmu kedokteran modern bahkan mulai mengakui kegunaan teh dengan katekinnya untuk melawan penyakit-penyakit modern, seperti gangguan pembuluh darah, kelebihan kolesterol, tumor dan kanker.
    http://blog-nyasiputihabu-abu.blogspot.com/2012/04/teh.html

    BalasHapus